//audio player

Monday 23 December 2013

Assalamualaikum,, .

Dicopy dari Blog Pak Rinaldi Munir|Dosen STEI ITB


Pada awal semester perkuliahan saya selalu memberikan pesan-pesan kepada mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang saya ampu. Saya katakan kepada mereka bahwa pergi kuliah bukanlah untuk mencari nilai (A, B, dan seterusnya), tetapi tujuan kuliah adalah untuk menimba ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya. Jika orientasi kuliah untuk memperoleh IPK tinggi, maka tujuan Anda kuliah di sini sudah melenceng. Kalau orientasinya nilai, Anda bisa meminta kepada saya mau nilai apa, mau A, B, C, tinggal pilih saja nanti saya beri. Mau? Semua mahasiswa menggeleng.
Baik, saya teruskan nasihat saya.
Mengapa tujuan kuliah bukan untuk mengejar nilai atau IPK tinggi? Jika itu tujuannya maka mungkin saja ada orang yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh nilai bagus, mungkin ia menyontek dalam ujian, mungkin ia melakukan copy paste pekerjaan orang lain dalam membuat tugas, dan lain-lain. Caranya tidak penting, yang penting dapat nilai bagus.
Lihatlah sekarang ini, banyak orang melakukan berbagai jalan pintas untuk mencapai tujuan dengan cara-cara instan tetapi ilegal. Ada calon anggota dewan yang menggunakan ijazah palsu supaya lolos seleksi administratif. Ada akademisi yang melakukan plagiasi paper agar bisa naik pangkat.Ada mahasiswa yang mengorderkan pengerjaan Tugas Akhirnya kepada orang lain atau “membeli” skripsi dari biro jasa lalu mempermaknya seolah-olah buatan sendiri. Ada pengusaha yang memberi uang suap supaya menang tender. Ada politisi yang memanfaatkan kedudukannya untuk memperoleh uang ‘panas’. Ada pejabat negara yang memanipulasi anggaran untuk memperkaya dirinya.
Semua perilaku yang ilegal di atas terjadi karena banyak orang yang hanya mementingkan hasil akhir ketimbang prosesnya. Proses tidak lagi penting, yang penting adalah hasil akhirnya sesuai dengan tujuan yang dia inginkan, karena itu berbagai cara instan ditempuh untuk memperoleh hasil akhir itu tanpa mempedulikan cara yang ditempuhnya salah.
Pendidikan itu tidak berorientasi pada hasil akhir, tetapi pada proses di dalamnya. Hasil akhir memang penting sebagai tolak ukur tetapi proses untuk mencapainya jauh lebih penting. Mahasiswa harus menjalani serangkaian proses belajar yang panjang, meskipun melelahkan, agar nanti memperoleh hasil yang memuaskan. Hasil akhir, yang dalam hal ini nilai kuliah, harus diperoleh dengan cara perjuangan. Saya sendiri dalam membimbing Tugas Akhir (skripsi) selalu memberi nilai mahasiswa berdasarkan proses dan kerja keras yang dia lakukan selama mengerjakan TA, bukan hanya pada perangkat lunak atau laporan akhir semata.
Saya menutup nasihat dengan mengatakan bahwa tujuan kuliah adalah untuk menimba ilmu atau menuntut ilmu, nilai soal belakangan. Ada proses di dalamnya yang harus dilakukan. Percayalah jika proses belajar dilakukan dengan baik maka nilai akan menyusul dengan sendirinya nanti. Setiap orang akan mendapat nilai sesuai jerih payah perjuangannya.

0 comments:

Post a Comment

Komentari